Makalah
Tema : Seputar Obrolan Syiah
Oleh : Ach Zubaidi juma'ie
Menurut bahasa syiah adalah pengikut,penolong,pembela
atau golongan. Sedangkan menurut istilah syiah adalah kelompok yang menganggap Ali bin Abi Thalib lebih
utama atas semua kholifah ar rosyidin sebelumnya dan yang berhak menjadi
kholifah hanyalah dari ahlul bait.selain dari ahlul bait kekhalifahannya
dianggap batal.
Para ulama' pakar perbandingan agama aliran Islam mencatat bahwa syi'ah
ada 3 jenis golongan: 1. Syiah yang berpandangan ekstrim seputar Ali bin Abi
Thalib sampai pada taraf menuhankan atau menganggap Ali itu nabi. 2. Syiah
Rafidhoh mengklaim adanya wasiat penunjukan Ali sebagai khalifah, mereka
mengkafirkan khalifah sebelum Ali. Kelompok ini teleh meneguhkan dirinya
kedalam sekte Imamiah Itsna 'Asyariah dan Isma'iliyah. Golongan ini dinyatakan sesat oleh para ulama', tetapi
secara umum tidak mengakafirkannya. 3. Syiah Zaidiyah. Syiah ini termasuk
pengikut Zaid bin Ali Zainal Abidin yang mengutamakan sahabat Ali atas sahabat
yang lain.[1]
Akan tetapi Kh Hasyim As'ari
(pendiri NU) menolak dan menyatakan bahwa mazhab Imamiyah dan Zaidiyyah
keduanya tidak sah diikuti oleh umat Islam dan tidak boleh diegang pendapatnya
karena mereka adalah ahli bid'ah
وليس مذهب فى هذه الأزمنة المتأخرة بهذه الصفة الا
المذاهب الأربعة, اللهم الا مذهب الإمامية والزيدية وهم أهل البدعة لايجوز
الاعتماد على أقاويلهم (الشيخ محمد هاشم
أشعرى , رسالة فى تأكيد الأخذ بمذاهب الأئمة الأربعة, ص 92)
Sikap Syiah di Indonesia
terhadap sahabat nabi
- Menyebut Abu Bakar dan Umar sebgai Iblis (Abbas Rais kermani, kecuali Ali. Al-Huda, 2009, h. 155-156)
- Menyamakan Abu Harairah dengan Paulus yang telah merubah teologi Kristen (Antologi Islam, Risalah Islam Tematis dari Keluarga Nabi, h.648-649)
- Melecehkan dan memfitnah Sayyidah Aisyah, tidak pantas menjadi Ummul Mukminin (Ibid, h. 59-60, 67-69)
- Syiah melaknat orang yang dilaknat Fatimah .Emilia Retina AZ, 40 Masalah Syiah. (Bandung:IJABI. Editor Jalaludin Rakhmat.2009) cet ke 2. h.90.
- Dan yang dilaknat Fatimah adalah Abu Bakar dan Umar. Jalaluddin Rakhmat . Meraih Cinta Ilahi, (Depok:Pustka IIMan, 2008) dalam footnote h.404-405
Semua itu adalah
tuduhan keji terhadap sahabat Rasul dan Istrinya beliau yang berdasrkan
Imajinasi dan cerita-cerita bohong, serta bentuk penodaan terhadap agama dan
sejarah.
Pandangan syiah
terhadap Al-Quran
Tajul Muluk
said, " The original version of the Koran was still in the hands of Imam
Mahdi."[2] Jadi pendapat dari Tajul Muluk (tokoh syiah
Sampang) bahwa Al-Quran yang orisinil itu masih dipegang oleh Imam Mahdi.
Menurut seorang
ulama' syiah al-Mufid bahwa al-Quran yang ada saat ini sudak tidak Orisinil.
Al-Quran sakarang sudah mengalami distorasi, penambahan dan pengurangan.[3]
Perkembangan
syiah di Indonesia
Di tinjau dari
sejarah bahwa syiah di katagorikan dalam tiga generasi.[4]
- Sebelum meletus revolusi Iran pada tahun 1979, syiah sudah ada di Indonesia, baik Imamiyyah ,Ismailiyah maupun Zaidiyyah. Mereka hanya menyimpan keyakinannya untuk dirinya sendiri dan keluarganya, tidak disebarluskan kepada masyarakat
- Generasi kedua didominasi oleh kalangan Intelektual, kebanyakan dari perguruan tinggi. Generasi ini berasal dari kelompok menengah ke atas, kebanyakan mahasiswa dan kalangan akdemisi. Mereka tertarik kepada syiah sebagai alternative pemikiran Islam.
- Generasi ketiga, generasi ini mulai mempelajari fikih syiah, terutama lulusan Qum di Iran. Bukan lagi sekedar pemikiran, mereka cendrung berkonflik dengan kelompok lain dan bersemangat untuk menyebarkan faham atau ajaran syiah.
Langkah
Syiah dalam menyebarkan pemahamannya.
Dalam
menyebarkan pemahamannya, syiah Mendirikan lembaga dan yayasan Syiah, Di
jabodetabek pada pertengan tahun 2008 terdapat 20-an lembaga syiah. Salah
satunya lembaga yang ada di Jakarta.
Di
Jakarta
Lembaga
syiah yang ada di Jakarta adalah Islamic Cultural Center (ICC), yang ber
alamat di jalan Buncit Raya Kav.35
Pejaten Barat Jaksel 12510 PO.Box.ICC Aktif melakukan kegiatan berbagai
keagamaan dan kebudayaan. seperti perayaan hari-hari besar syiah, seperti
Asyura 10 Muharram , Arbain Imam Husain, peringatan revolusi Islam, kursus
bahasa dan arab.[5]
Lembaga
Syiah di Jabodetabek[6]
a.
Ikatan Pemuda Ahlu Bait
Indonesia, Bogor.
b.
ICC Jakarta
c.
MPII, Condet, Jakarta
d.
STAI Madina ilmu, Bogor.
e.
Dan lainnya
Media massa tentang pemberitaab
Sunni-Syiah.
Intoleransi
menjadi kata yang dimainkan dalam media massa, ketika berkaitan dengan
pemberitaan kerusuhan sunni-syiah di sampan. Selain kata tersebut kekerasan
terhadap menoritas menjadi dakwaan di sejmlah media massa arus utama.banyak
media massa yeng memberitakan kerusuhan sunni-syiah disampang itu adalah sikap
sunni yang Intoleran terhadap kaum meinoritas yaitu syiah. Diantara media yang
menyoroti kasus syiah adalah Republika Online, republika muat beritanya dengan
judul , "konflik Sampang Cermin Umat Islam Intoleran" yang dimuat
pada tanggal 28 Agustus 2012. Media lain yang memainkan isu ini adalah VOA
Indonesia dengan judul " kasus syiah sampang akan dilaporkan ke dewan HAM
PBB" yang di muat pada tanggal 29 agustus 2012. Kompas.com juga memuat
berita dengan judul " Kasus Sampang Akan dibawa ke HAM PBB".[7]
Konflik
sampan ini terjadi beberapa hari setelah Ummat Islam merayaka idhul Fitri 1433
H. seorang pemuda yang dianggap pemicu kerusuhan sudah diamankan kepolisian.
Jauh sebelum kerusuhan terjadi, bara syiah sudah menjadi problem bagi
masyarakat sampan. Media Onliane hidayatullah.com menurunkan laporan tentang 22
dakwaaaan sesat yang ditujukan tokoh syiah disampang, Tajul Mulu sendiri telah
divonis bersalah atas penistaan agama. Dakwaan tersebut sudah dibahas oleh 50
ulama' ahlussunnah di sampang. [8]
22 dakwaan sesat yang ditujukan terhadap
Tajul Muluk.[9]
- Mereka menganggap bahwa Allah masih butuh kepada taat dan ibadah dari hambanya
- Mereka menggap bahwa Allah hanya dapat menyembuhkan orang sakit, tidak begitu dengan sebaliknya.
- Mereka menganggap bahwa para imam mereka mengetahui Ilmu ghaib dari selain Allah.
- Mereka mengganggap bahwa kitab suci Al-quran yang ada pada tangan kaum muslimin tidak murni diturunkan Allah, Akan tetapi sudah terdapat penambahan dan pengurangan
- Mereka menganggap khalifah yang tiga (Abu Bakar, Umar , Usman) dan empat mazhab, (khanifah,malik,Syafii, dan ahmad) dan juga termasuk Pujuk batu Ampar adalah orang-orang pendusta.
- Iman ghazali bukan Ulama' melainkan Dukun.
- Dalam wudhu' yang wajib dibasuh adalah kaki
- Mereka mengurangi Rukun-rukun sholat.
- Didalm sholat ketika sujud mereka sujud diatas kertas yang bertulisan Ali, Fatihimah, Hasan dan Husain.
- Memperbolehkan menjamak sholat tanpa ada sebab.
- Menganggun sholat Jumat berhukum sunnah bagi makmum dan wajib bagi Imam.
- Tidak ada sholat tarawih pada masa nabi, melainkan diadakan oleh Umar.
- Mengharamkan jeroan ayam dan kelinci
- Mengharamkan puasa Asyura dengan dalil bahwa Ahlussunnah menuduh rasul belajar tatakrama kepada yahudi.
- Membenci ajaran sunni dan hanya menganggap ajaran syiah
- Mengganggap Ahlussunnah wal jamaah khususnya para sahabat laancang terhadap nabi. Karena meriwayatkan hadis yang menyangkut rahasia nabi. Seperti nabi pernah berkencing yang dikelilingi para sahabat.
- Menganggap curang terhasdap ahlussnnah karena meeka membuang riwayat dari Ali bin Abi Thalib dan menggunakan riwayat dari Abu Hurairah.
- Kitab shohih Bukhari dan Muslim tidak shohih
- Abu Thalib Termasuk ahli syurga dan ingkar terhadap hadist yang menjelaskan adanya Abu Thalib di dalam siksaan neraka
- Mengungkit tentang pembunuhan terhadap Husain dan sangat mencaci maki pelakunya dengan mengatasnamankan dari sunni.
- Mereka menganggap sesudah masuk aliran tersebut lebih merasakan khusu' dalam sholat dari pada sholat2 sebelumnya.
- Mereka menjamin masuk surga dan dijauhkan dari api nerak dan pengikutnya.
22 dakwaan
tersebut tidak pernah disentuh oleh media massa arus utama.
[1] Ali Muhammad As-Shallabi, Khawarij
dan Syiah Dalam Timbangan Ahlussunnah wal Jamaah (Pustaka Al-Kautsar,2011) h.146
[2]
Ina Parlina and Margareth S. Aritonang, President SBY Ignores Sampang Shiites .
diakses 8 Desember 2013 dari http://www.thejakartapost.com
[3]
Al-Mufid, Awail al-Maqalaat, h.80-81
[4]
Majelis Ulama' Indonesia MUI, Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di
Indonesia, (Formas, 2013) h.93-94
[5]
Ibid, h.96-97
[6]
Ibid, 98
[7]
Muhammad Fahillah Zein, Kezaliman Media Massa Terhadap Ummat Islam,(Jakarta:Pustaka
Al-Kautsar,2013)h. 43-44
[8]
Ibid.h.46
[9]
Ibid, h.46-49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar