jumlah pengunjung

Jumat, 21 Maret 2014

Ekonomi Media


Ekonomi  Media
Media massa tidak akan berkembang tanpa dukungan modal yang besar, pendapatan sebagian besar diperoleh dari iklan, kaitan iklan dengan pemirsa sangat erat. Iklan adalah refleksi pemirsa. Bila suatu acara televisi banyak iklannya, berarti program acara tersebu banyak pemirsanya.[1] fungsi iklan itu tidak hanya sebagai sarana informasi, tetapi juga sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan dari iklan yang ditayangkan dari media tersebut.  
Menurut McQuail yang dikutip dari majalah El-Hikmah[2], bahwa ada sepuluh prinsip media sebagai institusi ekonomi.
1.      Media berbeda atas dasar apakah media tersebut mempunyai struktur fixed dan variable cost
2.      Pasar media mempunyai karakter ganda yaitu dibiaya dari konsumen dan pengiklan
3.      Media yang pendapatannya dari hasil iklan rentan atas pengaruh eksternal yang tidak diinginkan
4.      Media yang pendapatannya dari konsumen rentan krisis keuangan jangka pendek.
5.      Perbedaan utama dalam penghasilan media akan menuntut perbedaan ukuran kinerja media.
6.      Kinerja media dalam suatu pasar akan berpengaruh pada kinerja di tempat lain.
7.      Ketergantungan media massa terhadap iklan akan berpengaruh terhadap homogenitas program media.
8.      Iklan dalam media yang khusus akan mendorong keragaman acara.
9.      Jenis iklan tertentu akan menguntungkan pada masalah konsentrasi pasar dan khalayak.
10.  Persaingan dari sumber pendapatan yang sama akan mengarah pada keseragaman.  
  1. Fungsi dan Peran Media Massa
Media masa mempunya peranan penting dalam membangun peradaban dengan baik. Media massa adalah instuti yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan.[3] Ini adalah paradigma utama media massa. Peran media massa. Pertama, sebagai media edukasi. Media massa berperan untuk mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang berkembang. Kedua,sebagai media informasi.Media berperan sebagai pemberi informasi, infomasi yang disampaikan kepada masyarakat harus dengan jujur dan terbuka. ketiga,Media hiburan. media massa menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan. Media Sebagai agent of change agar menampilkan kebudayaan yang bermanfaat dan mampu membawa moral yang lebih baik. Media massa juga berperang untuk mencegah masuknya budaya yang tidak baik karena itu akan mempengaruhi moral masyarakat. Media massa mampu membentuk strereotip seksual dan citra anggota khalayak terutama yang menyangkut materalisme dan konsumerisme.[4]
Selain itu, media massa juga mampu untuk mendorong kohesi sosial atau penyatuan. Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa memberitakan tentang pentingnya bersatu, rukun dan damai. Dengan demikian medi massa mendorong terjadinya kohesi sosial. Dalam bahasa populer kohesi sosial  sama artinya dengan integritas. Sebab, media massa yang tidak memberikan informasi dengan benar tidak mendorong masyarakat untuk bersatu. dengan kata lain bahwa media massa hanya menciptakan distegrasi sosial. [5]
Media massa juga mempunya peranan penting untuk mengawasi kejadian-kajadian yang terjadi di masyarakat. Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan media tentang kejadian alam. Sepeti badai, topang, banjir, gelombang laut yang mengganas, angin ribut disertai hujan lebat dan sebagainya. Selain itu media massa berperan dalam memberikan peringatan ketika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sebelumnya hanya Rp 2000-an pernah mencapai Rp16.000-an. Media massa sedang melaksanakan peranannya untuk mengawasi tentang nilai tukar rupiah yang terus merosot yang merupakan salah satu indikasi akan munculnya krisis ekonomi.[6] Media massa berfungsi sebagai wadah untuk mengadakan diskusi atau tukar pendapat, dengan menyediakan forum diskusi maka memungkinkan untuk menyelesaikan bebagai perbedaan pendapat mengenai masalah publik. Dengan begitu masalah publik  bisa teratasi dengan menyertai bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat lokan maupun nasional. [7]
Pakar komunikasi dan profesor hukum di Yale, mencatat ada tiga fungsi dari media massa: pengamatan lingkungan, korelasi bagian-bagian dalam masyarakat untuk merespons lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Selain ketiga fungsi ini, Wright menambahkan fungsi keempat yaitu hiburan.[8]Dalam pandangan poitivis, media dilihat sebagai saluran. Media adalah sarana bagaimana pesan disebarkan dari komunikator ke penerima (khlayak). Jadi media disini tidak berperan dalam membentuk realitas, apa yang ditampilkan dan diberitakan oleh media itulah yang sesungguhnya yang terjadi. Berbeda dengan pandangan konstruksionis. Meurut konstruksionis, media bukan hanya saluran yang bebas ia juga subyek yang mengkonstruksikan realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakan.[9]


[1] Wawan Kuswandi, op.cit,h.100
[2] Misroji, Op cit, h. 19-20
[3] Burhan Bungin, op cit. h.85
[4] Tommy Suprapto, op cit, h. 50
[5] Nuruddin, op cit, h. 77
[6] Ibid. h. 79-80
[7] Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet      ke 6 h. 9

[8] Werner J. Severin, Teori Kominikasi :Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, (Jakarta:Kencana,2009), cet ke.4 h.386
[9] Eriyanto, Analisis Framing:Konstruksi,ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LKis, 2012), cet ke 3 h.25-26

share on facebook

1 komentar: