Ekonomi Media
Media
massa tidak akan berkembang tanpa dukungan modal yang besar, pendapatan
sebagian besar diperoleh dari iklan, kaitan iklan dengan pemirsa sangat erat.
Iklan adalah refleksi pemirsa. Bila suatu acara televisi banyak iklannya,
berarti program acara tersebu banyak pemirsanya.[1]
fungsi iklan itu tidak hanya sebagai sarana informasi, tetapi juga sebagai cara
untuk mendapatkan keuntungan dari iklan yang ditayangkan dari media tersebut.
Menurut
McQuail yang dikutip dari majalah El-Hikmah[2],
bahwa ada sepuluh prinsip media sebagai institusi ekonomi.
1.
Media berbeda
atas dasar apakah media tersebut mempunyai struktur fixed dan variable
cost
2.
Pasar media
mempunyai karakter ganda yaitu dibiaya dari konsumen dan pengiklan
3.
Media yang
pendapatannya dari hasil iklan rentan atas pengaruh eksternal yang tidak
diinginkan
4.
Media yang
pendapatannya dari konsumen rentan krisis keuangan jangka pendek.
5.
Perbedaan utama
dalam penghasilan media akan menuntut perbedaan ukuran kinerja media.
6.
Kinerja media
dalam suatu pasar akan berpengaruh pada kinerja di tempat lain.
7.
Ketergantungan
media massa terhadap iklan akan berpengaruh terhadap homogenitas program media.
8.
Iklan dalam
media yang khusus akan mendorong keragaman acara.
9.
Jenis iklan
tertentu akan menguntungkan pada masalah konsentrasi pasar dan khalayak.
10. Persaingan
dari sumber pendapatan yang sama akan mengarah pada keseragaman.
- Fungsi dan Peran Media Massa
Media
masa mempunya peranan penting dalam membangun peradaban dengan baik. Media
massa adalah instuti yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan.[3]
Ini adalah paradigma utama media massa. Peran media massa. Pertama,
sebagai media edukasi. Media massa berperan untuk mendidik masyarakat supaya
cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang berkembang. Kedua,sebagai
media informasi.Media berperan sebagai pemberi informasi, infomasi yang
disampaikan kepada masyarakat harus dengan jujur dan terbuka. ketiga,Media
hiburan. media massa menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat
menjadi corong kebudayaan. Media Sebagai agent of change agar
menampilkan kebudayaan yang bermanfaat dan mampu membawa moral yang lebih baik.
Media massa juga berperang untuk mencegah masuknya budaya yang tidak baik
karena itu akan mempengaruhi moral masyarakat. Media massa mampu membentuk strereotip
seksual dan citra anggota khalayak terutama yang menyangkut materalisme dan
konsumerisme.[4]
Selain
itu, media massa juga mampu untuk mendorong kohesi sosial atau penyatuan.
Artinya, media massa mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa
memberitakan tentang pentingnya bersatu, rukun dan damai. Dengan demikian medi
massa mendorong terjadinya kohesi sosial. Dalam bahasa populer kohesi
sosial sama artinya dengan integritas.
Sebab, media massa yang tidak memberikan informasi dengan benar tidak mendorong
masyarakat untuk bersatu. dengan kata lain bahwa media massa hanya menciptakan
distegrasi sosial. [5]
Media
massa juga mempunya peranan penting untuk mengawasi kejadian-kajadian yang
terjadi di masyarakat. Fungsi pengawasan dapat dilihat dari pemberitaan media tentang
kejadian alam. Sepeti badai, topang, banjir, gelombang laut yang mengganas,
angin ribut disertai hujan lebat dan sebagainya. Selain itu media massa
berperan dalam memberikan peringatan ketika nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS yang sebelumnya hanya Rp 2000-an pernah mencapai Rp16.000-an. Media massa
sedang melaksanakan peranannya untuk mengawasi tentang nilai tukar rupiah yang
terus merosot yang merupakan salah satu indikasi akan munculnya krisis ekonomi.[6]
Media massa berfungsi sebagai wadah untuk mengadakan diskusi atau tukar
pendapat, dengan menyediakan forum diskusi maka memungkinkan untuk
menyelesaikan bebagai perbedaan pendapat mengenai masalah publik. Dengan begitu
masalah publik bisa teratasi dengan
menyertai bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar
masyarakat melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di
tingkat lokan maupun nasional. [7]
Pakar
komunikasi dan profesor hukum di Yale, mencatat ada tiga fungsi dari media
massa: pengamatan lingkungan, korelasi bagian-bagian dalam masyarakat untuk
merespons lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Selain ketiga fungsi ini, Wright menambahkan fungsi
keempat yaitu hiburan.[8]Dalam pandangan poitivis, media dilihat sebagai saluran.
Media adalah sarana bagaimana pesan disebarkan dari komunikator ke penerima
(khlayak). Jadi media disini tidak berperan dalam membentuk realitas, apa yang
ditampilkan dan diberitakan oleh media itulah yang sesungguhnya yang terjadi.
Berbeda dengan pandangan konstruksionis. Meurut konstruksionis, media bukan
hanya saluran yang bebas ia juga subyek yang mengkonstruksikan realitas,
lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakan.[9]
[1] Wawan Kuswandi, op.cit,h.100
[2] Misroji, Op cit, h.
19-20
[3] Burhan Bungin, op cit.
h.85
[4] Tommy Suprapto, op cit,
h. 50
[5] Nuruddin, op cit,
h. 77
[6] Ibid. h. 79-80
[7]
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), cet ke 6 h. 9
[8]
Werner J. Severin, Teori Kominikasi :Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam
Media Massa, (Jakarta:Kencana,2009), cet ke.4 h.386
[9]
Eriyanto, Analisis Framing:Konstruksi,ideologi,
dan Politik Media, (Yogyakarta: LKis, 2012), cet ke 3 h.25-26
http://touch.wen9.com/donasi_untuk_emak/index.html
BalasHapus