Dr. Mustafa
Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa dalam
Al-quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.[1]
Huruf-huruf hija'iyyah yang terdapat pada awal beberapa
surah dalam Al-Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh
Rasulullah saw. Tidak berlebih atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata
yang digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah
huruf-huruf B(i)sm All(a)h Al-R(a)hm(a)n
Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung tidak
tertulis dalam aksara bahasa Arab).
Huruf ق (Qaf) yang merupakan awal dari surah
ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3 × 19.
Huruf-huruf kaf , ha',
ya', 'ayn, shad, dalam surah Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 × 19.
Huruf ن (nun) yang memulai surah Al-Qalam,
ditemukan sebanyak 133 atau 7 × 19, kedua huruf
ي (ya') dan س (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan
sebanyak 285 atau 15 × 19.
Kedua huruf ط (tha')
dan ه (ha')
pada surah Thaha masing-masing berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 × 18.
Huruf-huruf ح
(ha') dan م
(mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang dimulai
dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari 114
× 19, yakni masing-masing berjumlah 2.116.
Bilangan-bilangan
ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat A-Quran, oleh Rasyad
Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran. Karena, seandainya ada
ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata atau kalimatnya dengan kata
atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan menjadi
kacau.
Angka 19 di
atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari
pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam surah Al-Muddatstsir ayat
30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap seorang yang meragukan kebenaran
Al-Quran.
Demikianlah
sebagian bukti keotentikannya yang terdapat di celah-celah kitab suci tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar