“Mengenal
pokok-pokok Ajaran
Sesat
Syi’ah”
I.
SECARA ETIMOLOGI
Secara
bahasa syi’ah adalah pengikut,penolong,pembela atau golongan.
Syi,ah ali adalah pembela atau pendukung ali, syi’ah
muawiyyah adalah pembela atau pendukung muawiyyah.
Dalam kitab”tahdzibul
lughoh al-azhari berkata
Syi’ah adalah para penolang dan pengikut seseorang dan
setiap kaum yang berkumpul atas suatu persoalan disebut syi’ah.
II.
SECARA TERMINOLOGI (ISTILAH)
Secara
terminolagi syi’ah adalah kelompok yang menganggap ali bin abu thalib lebih
abdol atas semua kholifah ar rosyidin sebelumnya dan yang berhak menjadi
kholifah hanyalah dari ahlul bait.selain dari ahlul bait kekhalifahannya
dianggap batal.
Dan syi’ah
juga diartikan sebagai suatu aliran politik dalam islam yang tertua.
Syi’ah muncul pertama pada masa usman lalu timbul dan
berkembang pada masa kekuasaan ali bin abu tholib.jadi pada masa tiga kholifah
pertama belum terbentuk secara factual kelompok umat islam yang bernama syi’ah.
Kelompok syi’ah
sebagai nama kelompok tertentu baru muncul pada masa kekhalifahan ali bin abu
tholib tepatnya setelah terjadi perang shifiin yang diakhiri dengan
perundingan, lalu muncul kelompok khowarij yang menentang kelompok ali bin abu
tholib, maka sebagai bentuk pembelaan
kepada ali bin abu tholib munculah syi’ah yang membela dan mendukung
ali.
Orang syi’ah
berkeyakinan bahwa ali bin abu tholib adalah seorang yang dipilih oleh nabi
Muhammad saw dan dialah orang yang paling mulia diantara sahabat yang lain.
Dalam mendefinisikan Syi’ah para ulama
ada yang berbeda pendapat:
1. Syi’ah adalah
setiap orang yang berwali kepada Ali dan Ahli Baitnya.
Sebagaimana perkataan Al-Fairuz Abadi, ‘Nama ini sesungguhnya telah umum
atas setiap orang yang berwali kepada Ali dan Ahli Baitnya sehingga jadilah
nama khusus bagi mereka.
2. Syi’ah adalah
orang-orang yang menolong Ahli Bait dan meyakini imamahnya Ali, dan khilafah
orang yangsebelum beliau dalah yang menzhalimi beliau.
3. Syi’ah adalah
orang-orang yang lebih mengutamakan Ali daripada Utsman.
4. Syi’ah adalah
setiap kelompok yang mengutamakan Ali atas khalifah Ar-Rasyidin sebelumnya, dan
ia berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah orang yang paling berhak menjadi
khalifah.
Dari empat pendapat di atas, pendapat yang paling rajah adalah pendapat keempat. Karena kesesuaiannya
dengan konteks Syi’ah sebagai suatu kelompok yang mempunyai pemikiran-pemikiran
dan ideology-ideologi.
III.
TAHAPAN-TAHAPAN
PEMAHAMAN ATAU PENGERTIAN SYI’AH
1.
Syi’ah yang berarti
pertolongan dan pembelaan kepada ali
2.
Syi’ah yang berarti
pembelaan dan menganggap bahwa ali lebih abdol dari semua sahabat meski tanfa
mencela dan tanfa mengkafirkan para sahabat.
3.
Syi’ah yang berarti ali
lebih afdol dari semua sahabat disertai dengan celaan dan pengkafiran kepada
para sahabat rosulullah saw,
4.
Syi’ah yang menganggap ali
sebagai tuhan.
Syi’ah
muncul secara nyata pada akhir kholifah ketiga dan berkembang pada masa ali,
adapun perkembangan itu disebabkan oleh karena kepribadian ali. Syi’ah mulai
tumbuh dimesir pada masa usman yaitu ketika para da’I nya mendapatkan tempat yang subur disana syi’ah
juga tumbuh di irak jika makkah ,madinnah dan kota hijaz merupakan pusat bagi
orang-orang ahli sunnah wal jamaah dan ahli hadis, syam merupakan pusat bagi
para pendukung bani umayah maka irak merupakan pusat bagi orang-orang syi'ah.
Kenapa irak menjadi pusat syi'ah? Ada beberapa faktor
diantaranya: karena Ali bin Abu Tholib bermukim di irak selama menjabat menjadi
kholifah.
IV.
KELOMPOK-KELOMPOK DALAM SYI'AH
Syi'ah
terpecah belah menjadi beberapa kelompok antara satu dengan yang lain saling
bertentangan.sebagian ulama' menghitung kelompok mereka sampai pada bilangan
mendekati 70 kelompok bahkan ada yang menghitung sampai 300 kelompok. Diantara
kelompok syi'ah yang pokok adalah:
1.
As sabaiyyah
2.
Al kaisaniyyah
3.
Al zaidiyyah
4.
Ar rafidhah
V.
SEJARAH
LAHIRNYA SYI’AH
Syi’ah lahir
kepermukaan bumi saat seorang yahudi bernama abdullah bin saba' hadir dengan
mengaku seorang muslim,mencintai ahlul bait (keluarga nabi) berlebihan dalam
menyanjung ali bin abu tholib dan mendakwakan adanya wasiat tentang
kekhalifahan yang pada akhirnya ia mengangkat hingga ketingkat ketuhanan.
Ideologi seperti inilah yang akhirnya diakui oleh suku-suku syi'ah itu sendiri
.
Al qumni
penulis al maqolaat wal firaaq mengaku dan menetapkan akan adanya abdullah bin
saba' ini, dan menganggapnya orang yang pertama kali menobatkan keimanan
(kepemimpinan) ali bin abu tholib serta munculnya kembali (sebelum
kiamat),disamping ia juga termasuk orang yang pertama mencela abu bakar, umar,
usman, dan para sahabat lainnya.
Al baghdadi
berkata"as sabaiyyah adalah pengikut abdullah bin saba' yang
berlebiih-lebihan dalam menagung-agungkan ali bin abu thalib sehingga ia
mendakwakannya sebagai seorang nabi, sampai kepada pengakuan bahwa ia tuhan.
Dan ia
berkata kepada ahli kufah ia mendapatkan dalam kitab taurat, bahwa setiap nabi
memiliki washi (seorang yang diwasiati menjadi kholifah atau imam). Dan alilah
orang yang mndapatkan wasiat langsung dari nabi muhammad.
As sahrastani
menyebutkan tentang ibnu saba' "ia adalah orang yang pertama kali
memunculkan pernyataan keimanan ali bin abu thalib dengan adanya wasiat tentang
itu".lalu menyebutkan pula tentang sabaiyyah(pengikut ibnu saba') bahwa ia
merupakan sekte pertama yang menyatakan tentang kehilangan imam mereka yang ke
12 dan nanti akan muncul kembali", dapat disimpulkan bahwa adanya wasiat
ini adalah yang diwariskan oleh ibnu saba'.setelah itu syi'ah berkembang biak
menjadi beberapa sekte dangan berbagai ideologi yang banyak sekali.
VI.
SYI’AH BUKAN SUNNI
Paham Syi’ah sebagai salah satu paham yang terdapat dalam dunia islam
mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan madzhab Sunni (Ahlus Sunnah wal
Jama’ah). Perbedaan itu diantaranya:
1. Syi’ah menolak
hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait, sedangkan Ahlus sunnah wal
Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu musthalah hadits.
2. Syi’ah bersikap
ghuluw / berlebihan hingga melampaui batas, sedang Ahlus Sunnah bersikap wasath
(memuliakan tapi tidak melampaui batas).
3. Syi’ah memandang
“Imam” itu ma’sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah memandangnya
sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
4. Syi’ah tidak
mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
mengikuti Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “imam”.
5. Syi’ah memandang
bahwa menegakkan kepemimpinan / pemerintahan (imamah) adalah termasuk Sunni
(Ahlus Sunnah Wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan
keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi dakwah dan kepentingan umat.
6. Syi’ah pada
umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Ibnul Khathab,
dan Utsman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah mengakui keempat
Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Ibnul Khathab, Utsman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib).
VII.
PEMIKIRAN DAN
DOKTRIN-DOKTRIN SESATNYA
1.
Imamah harus dengan tekstual. Imam terdahulu harus
menentukan imam penggantinya secara tekstual dan langsung ditunjuk orangnya,
bukan dengan bahasa isyarat. Imamah, sesuatu yang sangat penting, yang tidak
boleh terpisahkan antara Rasulullah SAW dengan umat. Dan tidak boleh dibiarkan
masing-masing orang menyampaikan pendapatnya tentang imamah sendiri-sendiri.
Justru harus ditentukan seseorang yang menjadi tempat bertanya dan rujukan.
Mereka berdalil, bahwa dalam Imamah, Rasulullah SAW telah
menentukan Ali bin Abi Thalib menjadi imam setelah Beliau secara tekstual
yang nyata pada hari “Ghadir Khum” (hari besar syiah yang dianggap lebih angung
daripada hari raya fitri dan adha. Jatuh pada tanggal 18 Dzulhijjah, berpuasa
pada hari itu menurut mereka sunnah muakkad).
2.
Ishmah. Setiap
imam terpelihara (ma’sum) dari segala kesalahan, kalalaian, dan dosa baik dosa
besar maupun dosa kecil.
3.
Ilmu. Setiap
imam ditipi ilmu dari Rasulullah SAW untuk menyempurnakan sayariat Islam. Imam
memiliki ilmu laduni. Tak ada
perbedaan antara Imam dan Rasulullah. Sedang yang membedakan adalah bahwa sanya
Rasulullah mendapat wahyu. Rasulullah telah menitipkan kepada mereka
rahasia-rahasia syariat Islam, agar merreka mampu memberikan penjelasan kepada
manusia sesuai dengan kebutuhan zamannya.
4.
Khowariqul ‘Adat
(sesuatu yang luar biasa). Peristiwa yang luar biasa boleh terjadi pada diri
imam. Itu disebut mukjizat. Jika tidak ada satu teks tertulis dari imam
sebelumnya, maka dalam kondisi seperti itu penentuan imam harus berlangsung
dengan sesuatu yang luar biasa itu.
5.
Alghaibah
(menghilang). Diyakini bahwa zaman tidak pernah kosong dari sebuah argumentasi
yang membuktikan adanya Allah, baik secra logika maupun secara hukum. Sebagai konskuensi
logisnya, bahwa imam yang kedua belas telah menghilang di sebuah gua (dalam
rumahnya). Diyakininya pula, bahwa imam tersebut memiliki “ghoibah shugra”
(menghilang untuk sementara) dan “ghoibah kubra” (menghilang untuk selamanya).
Ini adalah salah satu mitos mereka.
6.
Raj’ah (muncul
kembali). Diyakini bahwa imam hasan Al Asykari akan datang kembali pada akhir
zaman, ketika Allah mengutusnya untuk tampil. Oleh sebab itu, setiap malam
setelah sholat magrib, mereka berdiri di depan pintu gua itu dan mereka telah
menyediakan sebuah kendaraan, kemudian mereka pergi, dan mengulanginya lagi
perbuatan itu pada malam berikutnya. Mereka berkata, bahwa ketika kembali, imam
itu akan memenuhi bumi dengan keadilan, ketika bumi sedang dibanjiri oleh
kekejaman dan kedzoliman dan ia akan melacak lawan-lawan syiah sepanjang
sejarah. Syiah imamiyah ini benar-benar berkata, bahwa imam itu pasti akan
datang kembali, bahkan sebagian sekte-sekte syiah yang lainnya menyatakan bahwa
sebagian mereka yang matipun akan datang kembali.
7. Taqiyah. Dianggapnya sebagai salah satu pokok ajaran
agama. Barang siapa yang meninggalkan taqiah, sama hukumnya dengan meninggalkan
sholat. Taqiah adalah suatau kewajiban yang tidak boleh dihapuskan, sampai
berwenang tampil. Barangsiapa yang meninggalkannya sebelum ia tampil, maka ia
telah keluar dari agama Allah dna dari agama Imamiyah. Syi'ah
juga menggunakan senjata "taqiyah" yaitu berbohong dengan cara
menampakkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya, untuk mengelabui (Al
Kafi fil Ushul Juz II hal.217).
8.
Mushaf
Fatimah. Mereka meyakini ada mushaf versi mereka, yang namanya mushaf Fatimah.
9.
Syiah membolehkan "nikah mut'ah",
yaitu nikah kontrak dengan jangka waktu tertentu (lihat Tafsir Minhajus
Shadiqin Juz II hal.493). Padahal hal itu telah diharamkan oleh Rasulullah saw
yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib sendiri.
Nikah Mut'ah
Nikah mut'ah ialah perkawinan antara seorang lelaki
dan wanita dengan maskawin tertentu untuk jangka waktu terbatas yang berakhir
dengan habisnya masa tersebut, dimana suami tidak berkewajiban memberikan
nafkah, dan tempat tinggal kepada istri, serta tidak menimbulkan pewarisan
antara keduanya.
Ada 6
perbedaan prinsip antara nikah mut'ah dan nikah sunni (syar'i):
1. Nikah
mut'ah dibatasi oleh waktu, nikah sunni tidak dibatasi oleh waktu.
2. Nikah
mut'ah berakhir dengan habisnya waktu yang ditentukan dalam akad atau fasakh,
sedangkan nikah sunni berakhir dengan talaq atau meninggal dunia
3. Nikah
mut'ah tidak berakibat saling mewarisi antara suami istri, nikah sunni
menimbulkan pewarisan antara keduanya.
4. Nikah
mut'ah tidak membatasi jumlah istri, nikah sunni dibatasi dengan jumlah istri
hingga maksimal 4 orang.
5. Nikah
mut'ah dapat dilaksanakan tanpa wali dan saksi, nikah sunni harus dilaksanakan
dengan wali dan saksi.
6.
Nikah mut'ah tidak mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri, nikah sunni
mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istri.
10. Pada Rukun
Iman:
Syiah hanya memiliki 5 rukun iman, tanpa menyebut
keimanan kepada para Malaikat, Rasul dan Qadha dan Qadar- yaitu: 1. Tauhid
(keesaan Allah), 2. Al-'Adl (keadilan Allah) 3. Nubuwwah (kenabian), 4. Imamah
(kepemimpinan Imam), 5.Ma'ad (hari kebangkitan dan pembalasan). (Lihat
'Aqa'idul Imamiyah oleh Muhammad Ridha Mudhoffar dll)
11. Pada Rukum
Islam:
Syiah tidak mencantumkan Syahadatain dalam rukun
Islam, yaitu: 1.Shalat, 2.Zakat, 3.Puasa, 4.Haji, 5.Wilayah (perwalian) (lihat
Al-Khafie juz II hal 18)
12. Syi'ah
meyakini bahwa Al-Qur'an sekarang ini telah dirubah, ditambahi atau dikurangi
dari yang seharusnya, seperti:
"wa
inkuntum fii roibim mimma nazzalna 'ala 'abdina FII 'ALIYYIN fa`tu bi shuratim
mim mits lih (Al-Kafie, Kitabul Hujjah: I/417)
Ada tambahan
"fii 'Aliyyin" dari teks asli Al-Qur'an yang berbunyi:
"wa
inkuntum fii roibim mimma nazzalna 'ala 'abdina fa`tu bi shuratim mim mits
lih" (Al-Baqarah:23)
Karena itu mereka meyakini bahwa: Abu Abdillah a.s
(imam Syiah) berkata: "Al-Qur'an yang dibawa oleh Jibril a.s kepada Nabi
Muhammad saw adalah 17.000 ayat (Al-Kafi fil Ushul Juz II hal.634). Al-Qur'an
mereka yang berjumlah 17.000 ayat itu disebut Mushaf Fatimah (lihat kitab
Syi'ah Al-Kafi fil Ushul juz I hal 240-241 dan Fashlul Khithab karangan An-Nuri
Ath-Thibrisy)
VIII.
AQIDAH SYI’AH
TENTANG HARI ASYURA DAN KEUTAMAANYA MENURUT MEREKA
Setiap tahun pada 10 hari pertama dari bulan
muharram, orang-orang syi’ah mengadakan
upacara kesedihan dan ratapan(berkabung).mereka melakukan demontrasi
dijalan-jalan dan lapangan-lapangan umum,dengan memakai pakaian serba hitam
,sebagai lambang kesedihan mereka hal ini mereka lakukan untuk mengenang
gurunya al husain dengan keyakinan bahwa ini merupakan sarana pendekatan kepada
Allah yang paling agung.
Dalam acara ini mereka memukul pipi
dengan tangan mereka, memukul dada dan pungung, menyobek-nyobek saku, menangis
berteriak histeris dangan menyebut ,”ya husain – ya husain!!”terlebih lagi pada
tangal 10 muharram mereka melakukan itu lebih dari perbuatan diatas, mereka
memukuli diri sendiri dengan cemeti dan pedang, sebagai mana terjadi dinegara yang
dikuasai oleh rafidhah seperti iran. Bahkan para tokoh terkemuka mereka
menganjurkan perbuatan mereka yang hina ini yang dijadikan lelucon bangsa lain.
Dan mereka mengatakan bahwa tentang perbuatan kaumnya yang memukuli pipi dan
lain-lainnya itu semua merupakan syiar ajaran Allah sebagai mana firmannya
“demikianlah(perintah Allah) dan barang siapa yang mengagungkan syiar-syiar
Allah maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati (al hajj 32)
Acara-acara
yang hina ini mereka lakukan setiap tahun. Perlu diketahui, nabi melarang
perbuatan ini. Seperti diriwayatkan oleh muslim tentang larangan memukul pipi
dan menyobek-nyobek saku, tetapi rafidhah adalah sakte yang paling banyak
mendustakan hadis nabi.
IX.
CIRI-CIRI SYI’AH
- Masalah imamah bukanlah kepentingan umum harus diserahkan kepada keturunan
- Wajib mengangkat kholifah mereka yang terhindar dari dosa besar dan kecil (maksum)
- Berkeyakinan bahwa ali adalah orang yang dipilih nabi
- Mereka tidak percaya dengan hadis-hadis yang dipegang ahlu sunah wal jamaah bahwa beranggapan sahabat adalah orang yang mrtad
- Mempunyai quran sendiri
- Mencintai secara buta para ulamak mereka
Pada abad
ke-2 hijriyah, perkembangan keyakinan Syi'ah semakin menjadi-jadi sebagai
aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang
sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyah di Iran.
Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaini dan
dijadikan sebagai aliran resmi negara Iran sejak 1979.
Dan masih
banyak lagi kesesatan dan penyimpangan Syi'ah. Kami ingatkan kepada kaum
muslimin agar waspada terhadap ajakan para propagandis Syi'ah yang biasanya
mereka berkedok dengan nama "Wajib mengikuti madzhab Ahlul Bait",
sementara pada hakikatnya Ahlul Bait berlepas diri dari mereka, itulah
manipulasi mereka. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang lurus
berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafus Shalih.
Wallahua’lam
Bishowab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar